Laporan wartawan Kompas Iwan Santosa
BENGKULU, MINGGU- Perairan Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, rawan terhadap pencurian ikan dengan cara mengebom. Komandan Pos TNI Angkatan Laut Enggano, Letnan Dua (Pelaut) Fidel Castro yang ditemui di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, Minggu petang (11/5), menjelaskan, sekurangnya tiap dua bulan sekali ada kapal nelayan asing berkeliaran di kawasan tersebut.
"Kami sering memantau ada kapal nelayan asing. Demikian pula masyarakat Enggano memberikan laporan serupa. Tetapi kami tidak bisa menindak karena keterbatasan sarana," kata Fidel.
Menurut dia, hanya ada sebuah perahu karet dengan motor tempel yang dimiliki TNI-AL di Pulau Enggano yang terletak di Samudera Hindia itu. Pulau tersebut berjarak 200 kilometer sebelah barat daya Kota Bengkulu. Ombak Samudera Hindia tidak memungkinkan kapal kecil tersebut mengarungi laut lepas.
Saat ini, berdasar informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bengkulu, ketinggian ombak di Samudera Hindia sekitar Pulau Enggano mencapai empat meter. Kondisi tersebut mengakibatkan kapal nelayan, tongkang dan kapal penyeberangan tidak bisa melaut.
Para nelayan asing yang mengebom laut di sekitar Enggano dikhawatirkan merusak ekosistem yang akhirnya membuat nelayan Enggano kehilangan sumber pencaharian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.